PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran
induktif merupakan penalaran yang mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus
terlebih dahulu sehingga dapat menghasilkan simpulan yang bersifat umum.
Berdasarkan pengertiannya, penalaran induktif dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu:
1. Generalisasi
Pada penalaran
generalisasi, kita harus mengambil beberapa data atau gejala yang bersifat
fakta terlebih dahulu sehingga dari data-data yang telah kita peroleh dapat
disimpulkan pernyataan yang bersifat umum. Jadi, generalisasi merupakan proses
penalaran yang terlebih dahulu mengambil beberapa data untuk mendapatkan
simpulan yang umum. Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin baik hasil
yang diperoleh.Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal dibawah ini :
Jika
tidak makan, manusia akan mati
Jika
tidak makan, hewan akan mati
Jika
tidak makan, tumbuhan akan mati
Jadi,
jika tidak makan, makhluk hidup akan mati.
Dari contoh soal di atas, kita
dapat menganalisis bahwa data-data yang diambil merupakan data yang bersifat
khusus seperti manusia, hewan dan
tumbuhan. Kemudian data yang bersifat umumnya merupakan makhluk hidup karena manusia, hewan dan tumbuhan merupakan
bagian dari makhluk hidup.
2. Analogi
Pada penalaran analogi,
kita dapat membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi
dilakukan untuk memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa jika sudah ada
persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan lain yang sebanding pada
bidang lain.Jadi terdapat keterkaitan yang kuat antara pernyataan yang satu terhadap
pernyataan yang satunya. Selain itu analogi digunakan agar tidak ada
kekeliruan.
Contoh :
Anto
Lulus SMA
Anto
dapat mengerjakan semua Ujian dengan baik
Budi
Lulus SMA
Oleh
sebab itu, Budi dapat mengerjakan semua Ujian dengan baik
3. Hubungan
Kausal
Penalaran kausal
biasanya diperoleh dari gejala-gejala yang satu sama lain saling berhubungan.
Salah satu contohnya yaitu : Jika matahari bersinar sangat terik, maka jemuran
akan cepat kering. Selain itu, Jika anak kecil dicubit, maka dia akan menangis.
Jadi, terdapat hubungan yang erat antara gejala-gejala tersebut. Dalam hubungan
kausal terdapat tiga hubungan antarmasalah :
1. Sebab-Akibat
Pada hubungan sebab
akibat, terdapat masalah yang berperan sebagai penyebab dan terdapat juga
akibat dari masalah yang ditimbulkan. Tetapi, kadang-kadang ‘penyebab’ dari
satu masalah dapat menimbulkan beberapa akibat yang berbeda. Contohnya : Jika
kita melihat salah satu jemuran pakaian yang jatuh dan kotor, maka terdapat
beberapa perkiraan yang ada dalam benak kita. Mungkin pakaian itu bisa jatuh
dan kotor karena dihempas angin, mungkin terkena anak-anak yang sedang bermain
bola, atau mungkin ada seseorang yang tak sengaja menjatuhkannya.
Tetapi seandainya angin
tiba-tiba bertiup dan tak telihat seseorang yang tak sengaja menjatuhkan
pakaian tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya pakaian tersebut
karena terkena anak-anak yang sedang bermain bola.
Oleh sebab itu, anak-anak yang sedang bermain bola
menyebabkan pakaian itu jatuh dan kotor.
2. Akibat-Sebab
Dalam hubungan akibat
sebab, terdapat pernyataan yang berperan sebagai akibat dan sebagai sebab.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari contoh berikut : Jika seseorang merasa
lapar maka orang itu pasti akan makan. Dalam hal ini, lapar merupakan sebab dan
makan merupakan akibat.
3. Akibat-Akibat
Pada hubungan
akibat-akibat ini, peristiwa yang terjadi dapat dikira-kira terlebih dahulu
sebelum akibat yang sesungguhnya dibuktikan. Dan pada hubungan ini antara
akibat dan akibat yang lainnya saling berkaitan satu sama lain.Jadi kejadian
akibat tersebut langsung disimpulkan tanpa menampilkan penyebabnya.
Contoh :
Pada saat akan berangkat sekolah, Anton
melihat kemacetan di jalan yang akan dilaluinya. Anto langsung menyimpulkan
bahwa para pengendara pasti memilih jalan pintas.
Perbaikan jalan menyebabkan kemacetan
Perbaikan jalan menyebabkan pengendara
memilih jalan pintas
Jadi, karena ada perbaikan jalan maka pengendara
memilih jalan pintas
Daftar Pustaka :
Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2009. ”Cermat Berbahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta : Akademika Pressindo.
Tugas sudah dikerjakan degan baik
BalasHapus