Kamis, 15 Maret 2012

Tugas Softskill B.Indonesia


PENALARAN INDUKTIF


Penalaran induktif merupakan penalaran yang mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus terlebih dahulu sehingga dapat menghasilkan simpulan yang bersifat umum. Berdasarkan pengertiannya, penalaran induktif dapat dibagi menjadi beberapa bentuk  yaitu:
 
1.      Generalisasi
Pada penalaran generalisasi, kita harus mengambil beberapa data atau gejala yang bersifat fakta terlebih dahulu sehingga dari data-data yang telah kita peroleh dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat umum. Jadi, generalisasi merupakan proses penalaran yang terlebih dahulu mengambil beberapa data untuk mendapatkan simpulan yang umum. Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin baik hasil yang diperoleh.Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal dibawah ini :

Jika tidak makan, manusia akan mati
Jika tidak makan, hewan akan mati
Jika tidak makan, tumbuhan akan mati
Jadi, jika tidak makan, makhluk hidup akan mati.
 
Dari contoh soal di atas, kita dapat menganalisis bahwa data-data yang diambil merupakan data yang bersifat khusus seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Kemudian data yang bersifat umumnya merupakan makhluk hidup karena manusia, hewan dan tumbuhan merupakan bagian dari makhluk hidup.
 
2.     Analogi
 
Pada penalaran analogi, kita dapat membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Analogi dilakukan untuk memperkuat anggapan yang menyatakan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan lain yang sebanding pada bidang lain.Jadi terdapat keterkaitan yang kuat antara pernyataan yang satu terhadap pernyataan yang satunya. Selain itu analogi digunakan agar tidak ada kekeliruan.
Contoh :
Anto Lulus SMA
Anto dapat mengerjakan semua Ujian dengan baik
Budi Lulus SMA
Oleh sebab itu, Budi dapat mengerjakan semua Ujian dengan baik
 
3.   Hubungan Kausal
 
Penalaran kausal biasanya diperoleh dari gejala-gejala yang satu sama lain saling berhubungan. Salah satu contohnya yaitu : Jika matahari bersinar sangat terik, maka jemuran akan cepat kering. Selain itu, Jika anak kecil dicubit, maka dia akan menangis. Jadi, terdapat hubungan yang erat antara gejala-gejala tersebut. Dalam hubungan kausal terdapat tiga hubungan antarmasalah :
 
1.      Sebab-Akibat
 
Pada hubungan sebab akibat, terdapat masalah yang berperan sebagai penyebab dan terdapat juga akibat dari masalah yang ditimbulkan. Tetapi, kadang-kadang ‘penyebab’ dari satu masalah dapat menimbulkan beberapa akibat yang berbeda. Contohnya : Jika kita melihat salah satu jemuran pakaian yang jatuh dan kotor, maka terdapat beberapa perkiraan yang ada dalam benak kita. Mungkin pakaian itu bisa jatuh dan kotor karena dihempas angin, mungkin terkena anak-anak yang sedang bermain bola, atau mungkin ada seseorang yang tak sengaja menjatuhkannya.
Tetapi seandainya angin tiba-tiba bertiup dan tak telihat seseorang yang tak sengaja menjatuhkan pakaian tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya pakaian tersebut karena terkena anak-anak yang sedang bermain bola.
Oleh sebab itu, anak-anak yang sedang bermain bola menyebabkan pakaian itu jatuh dan kotor.
 
2.      Akibat-Sebab
 
Dalam hubungan akibat sebab, terdapat pernyataan yang berperan sebagai akibat dan sebagai sebab. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari contoh berikut : Jika seseorang merasa lapar maka orang itu pasti akan makan. Dalam hal ini, lapar merupakan sebab dan makan merupakan akibat. 
 
3.     Akibat-Akibat
 
Pada hubungan akibat-akibat ini, peristiwa yang terjadi dapat dikira-kira terlebih dahulu sebelum akibat yang sesungguhnya dibuktikan. Dan pada hubungan ini antara akibat dan akibat yang lainnya saling berkaitan satu sama lain.Jadi kejadian akibat tersebut langsung disimpulkan tanpa menampilkan penyebabnya.
Contoh :
Pada saat akan berangkat sekolah, Anton melihat kemacetan di jalan yang akan dilaluinya. Anto langsung menyimpulkan bahwa para pengendara pasti memilih jalan pintas.
Perbaikan jalan menyebabkan kemacetan
Perbaikan jalan menyebabkan pengendara memilih jalan pintas
Jadi, karena ada perbaikan jalan maka pengendara memilih jalan pintas


 
Daftar Pustaka :
Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2009. ”Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta : Akademika Pressindo.






 
















           

           

1 komentar: